Sabtu, 21 Mei 2016

REFLEKSI 7: MATEMATIKA MODEL



REFLEKSI 7: MATEMATIKA MODEL
Kamis, 21 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama PPs UNY
                       
Gity Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bagaimana menulis topik yang baik, yang struktur timeline nya jelas, dan tidak plagiat. Bagaimana menjelaskan hal dengan baik itu sebaiknya strukturnya itu nampak atau kelihatan dengan jelas. Mulai dari struktur material, formal, normatif dan spiritual. Selain itu juga perlu dijelaskan struktur secara horizontal. Berjalan dari masa ke masam sesuai dengan pendapat pada saat itu.
Dalam menulis dan men-timeline-kan topik bahagia sebaiknya ialah sebagai berikut. Bahagia perlu dijelaskan sesuai dengan struktur material, formal, normatif dan spiritual. Setelah dilanjutkan satu persatu maka akan nampak bahagia secara vertikal itu seperti apa. Bagaimana bahagia ini dapat menembus raung dan waktu maka dibutuhkan adanya transformasi atau perunahan bentuk. Perubahan bentuk yang mudah dilihat dan dipahami ialah perubahan istilah. Bahagia bagi para dewa adalah kodrat.
Dalam menyampaikan bahagia antara orang jaman dahulu dengan sekarang memang berbeda tingkat kebahagiaannya dan cara berbahagianya pun berbeda. Hal ini perlu juga dijelaskan, sehingga bagaimana bahagia ini dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini akan membantu dalam menembus ruang dan waktu.
Mengenai topic berani ialah sebagai berikut. Di awal perlu dijelaskan apa yang membuat berani ini muncul dan dimana berani ini bermuncul awalnya. Berani dapat diartikan secara kontekstual. Maka perlu diketahui jangkauan secara ekstensi dan intensi. Sehingga akan terlihat berani dari jaman dahulu hingga awal akhir jaman. Setelah itu dapat dilihat dari rendah dan tingginya dimensi.
Awal jaman bagaimana orang mengertikan berani itu bagaimana. Kira-kira konteks yang bagaimanakah yang dikatakan yang terkait dengan berani. Nah, hal ini perlu dijelaskan ahgar tentunya dapat menembus ruang dan waktu. Contoh konteksnya ialah, berani di Indonesia aialah berani mati, yaitu saat melakukan perang. Namun arti berani saat ini sangat jauh berbeda, yaitu berani saat ini ialah berani masuk ke penjara, hal ini karena berani melakukan hal-hal yang buruk. Misalnya ialah anak-anak sekarang ini banyak yang berani berbohong serta berani masuk neraka. Nampak terlihat jelas bahwa makna berani saat ini sangat melenceng dari makna pada jaman dahulu.
Namun sesungguhnya, berani ini lebih tepat dikatakan sebagai fenomena psikologi, yaitu gejala jiwa. Mengenai berani ini lebih berat mengarah ke psikologi dibadingkan mengenai filsafat. Karena ranah dari berani adalah ilmu jiwa. Maka bila akan dibawa ke filsafat, juga harus menveritakan mengenai takut. Karena antara berani dan takut merupakan suatu kesatuan. Takut sebagai pengontrol dan berani sebagai pendobrak.
Selanjutnya ialah mengenai topic adil. Adil ini sesungguhnya merupakan suatu keadaan. Adil dibandingkan dengan berani, ialah lebih memiliki potensi. Namun, adil ini lebih ke ranah politik. Tapi adil ini bila diceritakan sesuai filsafat ialah dapat diartikan sebagai bijaksana. Bagaimana menjelaskan adil ini sesingguhnya sesuai dengan orang yang menuliskannya, yaitu bagaimana akan membawa arah adil ini. Karena makna adil ini saling berbeda antar setiap orang.
Jadi dari adil kemudian menjadi bijaksana mengalami perubahan bentuk. Ini dapat didasarkan oleh pendapat pada filsuf dalam memaknai adil kemudian menjadi bijaksana. Bahwa salah satu kebijaksanaan ialah bersifat adil.
Selanjutnya mengenai titik. Secara ontologis, titik ini merepresentasikan apa yang ada. Titik ialah kata benda. Titik merupakan ikon atau spesifik dalam matematika. Namun di filsafat, titik ini merupakan suatu objek atau materi. Namun, bila diekstensikan, maka titik ini mampu mausk ke dalam ranah filsafat sesuai dengan ruang dan waktunya. Yang perlu dilakukan ialah menjelaskan bagaimana transformasi dari titik kemudian dapat masuk ke dalam ranah materi atau objek.
Bagaimana tulisan itu bagus ialah bila sesuai dengan ketentuan dan yang jelas ialah bukan plagiat. Namun ada yang lebih berpengaruh, yaitu bagaimana dalam menulisnya selalu menggunakan keikhlasan. Baik ikhlas dengan hati dan pikiran. Dengan pikiran yang jernih pula, akan mampu menghasilkan tulisan yang bagus dan sesuai dengan yang dikehendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar