REFLEKSI
7: MATEMATIKA MODEL
Kamis,
21 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bagaimana menulis topik yang baik, yang struktur timeline nya jelas, dan tidak plagiat. Bagaimana menjelaskan hal
dengan baik itu sebaiknya strukturnya itu nampak atau kelihatan dengan jelas.
Mulai dari struktur material, formal, normatif dan spiritual. Selain itu juga
perlu dijelaskan struktur secara horizontal. Berjalan dari masa ke masam sesuai
dengan pendapat pada saat itu.
Dalam menulis dan men-timeline-kan topik bahagia sebaiknya
ialah sebagai berikut. Bahagia perlu dijelaskan sesuai dengan struktur
material, formal, normatif dan spiritual. Setelah dilanjutkan satu persatu maka
akan nampak bahagia secara vertikal itu seperti apa. Bagaimana bahagia ini
dapat menembus raung dan waktu maka dibutuhkan adanya transformasi atau
perunahan bentuk. Perubahan bentuk yang mudah dilihat dan dipahami ialah
perubahan istilah. Bahagia bagi para dewa adalah kodrat.
Dalam menyampaikan bahagia antara
orang jaman dahulu dengan sekarang memang berbeda tingkat kebahagiaannya dan
cara berbahagianya pun berbeda. Hal ini perlu juga dijelaskan, sehingga
bagaimana bahagia ini dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini akan membantu
dalam menembus ruang dan waktu.
Mengenai topic berani ialah
sebagai berikut. Di awal perlu dijelaskan apa yang membuat berani ini muncul
dan dimana berani ini bermuncul awalnya. Berani dapat diartikan secara
kontekstual. Maka perlu diketahui jangkauan secara ekstensi dan intensi.
Sehingga akan terlihat berani dari jaman dahulu hingga awal akhir jaman. Setelah
itu dapat dilihat dari rendah dan tingginya dimensi.
Awal jaman bagaimana orang
mengertikan berani itu bagaimana. Kira-kira konteks yang bagaimanakah yang
dikatakan yang terkait dengan berani. Nah, hal ini perlu dijelaskan ahgar
tentunya dapat menembus ruang dan waktu. Contoh konteksnya ialah, berani di
Indonesia aialah berani mati, yaitu saat melakukan perang. Namun arti berani
saat ini sangat jauh berbeda, yaitu berani saat ini ialah berani masuk ke
penjara, hal ini karena berani melakukan hal-hal yang buruk. Misalnya ialah
anak-anak sekarang ini banyak yang berani berbohong serta berani masuk neraka.
Nampak terlihat jelas bahwa makna berani saat ini sangat melenceng dari makna
pada jaman dahulu.
Namun sesungguhnya, berani ini
lebih tepat dikatakan sebagai fenomena psikologi, yaitu gejala jiwa. Mengenai
berani ini lebih berat mengarah ke psikologi dibadingkan mengenai filsafat.
Karena ranah dari berani adalah ilmu jiwa. Maka bila akan dibawa ke filsafat,
juga harus menveritakan mengenai takut. Karena antara berani dan takut
merupakan suatu kesatuan. Takut sebagai pengontrol dan berani sebagai
pendobrak.
Selanjutnya ialah mengenai topic
adil. Adil ini sesungguhnya merupakan suatu keadaan. Adil dibandingkan dengan
berani, ialah lebih memiliki potensi. Namun, adil ini lebih ke ranah politik.
Tapi adil ini bila diceritakan sesuai filsafat ialah dapat diartikan sebagai
bijaksana. Bagaimana menjelaskan adil ini sesingguhnya sesuai dengan orang yang
menuliskannya, yaitu bagaimana akan membawa arah adil ini. Karena makna adil
ini saling berbeda antar setiap orang.
Jadi dari adil kemudian menjadi
bijaksana mengalami perubahan bentuk. Ini dapat didasarkan oleh pendapat pada
filsuf dalam memaknai adil kemudian menjadi bijaksana. Bahwa salah satu
kebijaksanaan ialah bersifat adil.
Selanjutnya mengenai titik. Secara
ontologis, titik ini merepresentasikan apa yang ada. Titik ialah kata benda.
Titik merupakan ikon atau spesifik dalam matematika. Namun di filsafat, titik
ini merupakan suatu objek atau materi. Namun, bila diekstensikan, maka titik
ini mampu mausk ke dalam ranah filsafat sesuai dengan ruang dan waktunya. Yang
perlu dilakukan ialah menjelaskan bagaimana transformasi dari titik kemudian
dapat masuk ke dalam ranah materi atau objek.
Bagaimana tulisan itu bagus ialah
bila sesuai dengan ketentuan dan yang jelas ialah bukan plagiat. Namun ada yang
lebih berpengaruh, yaitu bagaimana dalam menulisnya selalu menggunakan
keikhlasan. Baik ikhlas dengan hati dan pikiran. Dengan pikiran yang jernih
pula, akan mampu menghasilkan tulisan yang bagus dan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar