Gity Mandini
Jumat, 23 Maret 2018
Rabu, 25 Mei 2016
REFLEKSI 8: MATEMATIKA MODEL
TUGAS 12
REFLEKSI
8: MATEMATIKA MODEL
Kamis,
12 Mei 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Bagaimana cara menulis artikel
yang baik telah dijelaskan sebelumnya, yaitu yang struktur timeline nya jelas, dan tidak plagiat, serta mencantumkan sumber
yang digunakan. Bagaimana menjelaskan hal dengan baik itu sebaiknya strukturnya
itu nampak atau kelihatan dengan jelas. Mulai dari struktur material, formal,
normatif dan spiritual. Selain itu juga perlu dijelaskan struktur secara
horizontal. Berjalan dari masa ke masam sesuai dengan pendapat pada saat itu.
Mengenai topik dalam menulis tentang noktah, sebaiknya
hal-hal yang disampaikan ialah setidaknya yaitu sebagai berikut. Noktah ini
ialah titik, atau dapat pula sebagai tanda “titik”. Bila noktah diambil
berdasarkan tandanya, maka tanda noktah yang paling lazim ialah titik. Noktak
merupakan suatu yang terpelajar karena kata ini bukan merupakan kata yang umum
yang biasa digunakan oleh orang. Artinya noktah ini memiliki hak istimewa yang
tidak semua orang paham.
Noktah ialah semua karakter dari
semua titik. Sehingga ada perbedaan antara noktak dan titik ini. Semua titik
tidak selalu dapat diganti dengan mana noktah. Karena titik disini diibaratkan
turun sedalam-dalamnya dan naik setinggi-tingginya. Bila titik diturunkan akan
menjadi materi. Bila titik naik dalam formal akan menjadi butir. Dan bila titik
ini ada di dalam pikiran, maka titik ialah objek. Dan di dalam filsafat, tiitk
ialah yang ada. Bila di dalam spiritual, titik ialah ciptaan Tuhan. Jadi tanda
seperti apa yang dikatakan noktah ialah bergantung dimana noktah ini
didefinisikan ke dalam titik atau tanda. Karena noktah juga dapat dikatakan
sebagai tanda.
Noktah merupakan unsur ontologis.
Dalam menulis noktah, dpat menulisnya pula secara sederhana. Misalnya bila kita
kaitkan dengan siang dan malam. Noktah dikala siang ialah terang dna dikala
malam akan gelap. Selanjutnya tinggal duteruskan bagaimana memperluasnya atau
mengekstensi dan intensinya. Padahal dalam kita hidup atau hermenetika, ada
suatu lingkaran. Lingkaran ini antara wadah dan Tuhan. Lingkaran ini akan terus
berputar. Yang pada akhirnya, karena ada awal jaman, maka akan ada akhir jaman.
Selanjutnya mengenai air. Air
merupakan unsur ontologis. Bagaimana
nemenbus raung dan waktu dari air ini perlu diekstensifkan dan diintensifkan. Semakin
tinggi semakin kompleks dan semakin rendah akan semakin sederhana. Namun semua
ini juga merupakan yang ada dan yang mungkin ada, hanya terdapat karakter yang
berbeda. Materi dari air ialah air. Formal dari air adalah tata air, peraturan
yang berkaitan dengan air. Mengenai normative dari air ialah segala yang
berkaitan dengan ilmu air, termasuk komposisi. Sedangkan spriritual dari air
ialah air doa. Ikon dari air ialah pada awal jaman, yaitu pada jaman Yunani,
ketika ulmu filsafatnya ialah ingin mengungkap semua benda yang berada di luar
pikiran. Sehingga ada yang mengatakan alam semesta ini terbuat dari air, tanah,
udara, atau api.
Mengenai filsafat air untuk saat
ini ialah strktur antara materi sampai formal, nomatif, hingga spiritual.
Namun, air saat ini bukalan air secara filsafat yang menjadi ikonnya. Air di
ajamn sekarang bukanlah sebagai filsafat, namun merupakan fungsi sosial. Fungsi
sosial artinya merupakan sumber kehidupan dalam arti sosial. Salah satunya
ialah ada eksploitasi air dan sebagainya. Jika mau digali, dapat ke arah
tersebut. Sehingga dapat digali dari filsafat alam ke arah filsafat lingkungan.
Selanjutnya mengenai topik tetap.
Tetap ini juga merupakan unsur ontologis. Namun bila ganya diceritakan mengenia
dunia yang tetap saja, maka akan kehilangan dunia yang lain yang berubah. Maka
supaya hidupnya sehat, pintunya tetap tetapi ada perubahan juga. Maksudnya
walaupun tema yang diambil tetap dan memiliki batasan yaitu tetap, maka agar
seimbang, perlu diceritakan mengenai perubahan yang terjadi. Namun tentu tetap
harus berada dijalur tetap ini.
Bagaimana tulisan itu bagus ialah
bila sesuai dengan ketentuan dan yang jelas ialah bukan plagiat. Harus selalu
menyantumkan sumber. Namun ada yang lebih berpengaruh, yaitu bagaimana dalam
menulisnya selalu menggunakan keikhlasan. Baik ikhlas dengan hati dan pikiran.
Dengan pikiran yang jernih pula, akan mampu menghasilkan tulisan yang bagus dan
sesuai dengan yang dikehendaki.
Sabtu, 21 Mei 2016
REFLEKSI 7: MATEMATIKA MODEL
REFLEKSI
7: MATEMATIKA MODEL
Kamis,
21 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bagaimana menulis topik yang baik, yang struktur timeline nya jelas, dan tidak plagiat. Bagaimana menjelaskan hal
dengan baik itu sebaiknya strukturnya itu nampak atau kelihatan dengan jelas.
Mulai dari struktur material, formal, normatif dan spiritual. Selain itu juga
perlu dijelaskan struktur secara horizontal. Berjalan dari masa ke masam sesuai
dengan pendapat pada saat itu.
Dalam menulis dan men-timeline-kan topik bahagia sebaiknya
ialah sebagai berikut. Bahagia perlu dijelaskan sesuai dengan struktur
material, formal, normatif dan spiritual. Setelah dilanjutkan satu persatu maka
akan nampak bahagia secara vertikal itu seperti apa. Bagaimana bahagia ini
dapat menembus raung dan waktu maka dibutuhkan adanya transformasi atau
perunahan bentuk. Perubahan bentuk yang mudah dilihat dan dipahami ialah
perubahan istilah. Bahagia bagi para dewa adalah kodrat.
Dalam menyampaikan bahagia antara
orang jaman dahulu dengan sekarang memang berbeda tingkat kebahagiaannya dan
cara berbahagianya pun berbeda. Hal ini perlu juga dijelaskan, sehingga
bagaimana bahagia ini dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini akan membantu
dalam menembus ruang dan waktu.
Mengenai topic berani ialah
sebagai berikut. Di awal perlu dijelaskan apa yang membuat berani ini muncul
dan dimana berani ini bermuncul awalnya. Berani dapat diartikan secara
kontekstual. Maka perlu diketahui jangkauan secara ekstensi dan intensi.
Sehingga akan terlihat berani dari jaman dahulu hingga awal akhir jaman. Setelah
itu dapat dilihat dari rendah dan tingginya dimensi.
Awal jaman bagaimana orang
mengertikan berani itu bagaimana. Kira-kira konteks yang bagaimanakah yang
dikatakan yang terkait dengan berani. Nah, hal ini perlu dijelaskan ahgar
tentunya dapat menembus ruang dan waktu. Contoh konteksnya ialah, berani di
Indonesia aialah berani mati, yaitu saat melakukan perang. Namun arti berani
saat ini sangat jauh berbeda, yaitu berani saat ini ialah berani masuk ke
penjara, hal ini karena berani melakukan hal-hal yang buruk. Misalnya ialah
anak-anak sekarang ini banyak yang berani berbohong serta berani masuk neraka.
Nampak terlihat jelas bahwa makna berani saat ini sangat melenceng dari makna
pada jaman dahulu.
Namun sesungguhnya, berani ini
lebih tepat dikatakan sebagai fenomena psikologi, yaitu gejala jiwa. Mengenai
berani ini lebih berat mengarah ke psikologi dibadingkan mengenai filsafat.
Karena ranah dari berani adalah ilmu jiwa. Maka bila akan dibawa ke filsafat,
juga harus menveritakan mengenai takut. Karena antara berani dan takut
merupakan suatu kesatuan. Takut sebagai pengontrol dan berani sebagai
pendobrak.
Selanjutnya ialah mengenai topic
adil. Adil ini sesungguhnya merupakan suatu keadaan. Adil dibandingkan dengan
berani, ialah lebih memiliki potensi. Namun, adil ini lebih ke ranah politik.
Tapi adil ini bila diceritakan sesuai filsafat ialah dapat diartikan sebagai
bijaksana. Bagaimana menjelaskan adil ini sesingguhnya sesuai dengan orang yang
menuliskannya, yaitu bagaimana akan membawa arah adil ini. Karena makna adil
ini saling berbeda antar setiap orang.
Jadi dari adil kemudian menjadi
bijaksana mengalami perubahan bentuk. Ini dapat didasarkan oleh pendapat pada
filsuf dalam memaknai adil kemudian menjadi bijaksana. Bahwa salah satu
kebijaksanaan ialah bersifat adil.
Selanjutnya mengenai titik. Secara
ontologis, titik ini merepresentasikan apa yang ada. Titik ialah kata benda.
Titik merupakan ikon atau spesifik dalam matematika. Namun di filsafat, titik
ini merupakan suatu objek atau materi. Namun, bila diekstensikan, maka titik
ini mampu mausk ke dalam ranah filsafat sesuai dengan ruang dan waktunya. Yang
perlu dilakukan ialah menjelaskan bagaimana transformasi dari titik kemudian
dapat masuk ke dalam ranah materi atau objek.
Bagaimana tulisan itu bagus ialah
bila sesuai dengan ketentuan dan yang jelas ialah bukan plagiat. Namun ada yang
lebih berpengaruh, yaitu bagaimana dalam menulisnya selalu menggunakan
keikhlasan. Baik ikhlas dengan hati dan pikiran. Dengan pikiran yang jernih
pula, akan mampu menghasilkan tulisan yang bagus dan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Jumat, 15 April 2016
REFLEKSI 6: MATEMATIKA MODEL
REFLEKSI
6: MATEMATIKA MODEL
Kamis,
7 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Telah dijelaskan bahwa sebaiknya
dalam mengambil suatu topik harus merupakan hal yang dasar, agar mudah dalam
menjalankan timeline berdasarkan
unsur hermenetika. Sebaiknya dalam menjalankan timeline ini adalah seperti istilah dalam bahasa jawa yaitu cokro
manggilingan. Hal menggelinding yang dimaksud ialah yang ada dan yang mungkin
ada. Yang ada ialah wadah dan isinya. Dengan istilah ini kita dapat melihat hal
yang dipandang tersebut akan ke mana arah jalannya, karena yang sekarang
dilihat akan berbeda bila dilihat nanti ataupun yang kita lihat kemarin.
Misalnya yaitu manusia. Manusia dalam
menjalankan timeline ini berdasarkan
adanya teknologi. Teknologinya ini berupa filsafat, matematika model, untuk
memodelkan dunia ini termasuk memodelkan matematika. Dalam berjalannya timeline ini menembus ruang dan waktu. Dalam
menembus ruang dan waktu akan bertemu dengan konteksnya , dunianya, atau
strukturnya masing-masing. Bila diintensifkan makan akan bertemu pada suatu
titik jaman yang dapat digali sedalam mungkin dan dapat dikembangkan seluas
mungkin. Waktu itu tersambung-sambung, jadi dalam filsafat bila kita masuk dari
sebalah manapun pada akhirnya sama juga. Karena filsafat ini diibaratkan lebih
cair dibandingkan air.
Berikut ialah contoh dalam
mengembangkan unsur hermenetika dari topic “ide”. Ide ini sebetulnya ialah
merupakan topik yang masih potensial atau gemuk. Alasannya ialah semua filusuf
membahas mengenai ide, karena filsafat
merupakan ilmu. Ide ini memiliki arti yang berbeda bagi anak-anak dan orang
dewasa. Secara psikologi ide manjadi suatu konsep. Secara pembelajaran, konsep
ini berubah menjadi suatu pengertian. Perbedaan tersebut karena menembus ruang
dan waktu.
Awalnya ide merupakan suatu objek
pikir manusia pertama adalah filsafat alam. Dengan kata lain idenya ini
berkaitan dengan benda-benda alam. Namun berikutnya filsafat cenderung
mempelajari mengenai metafisiknya, karena tidak puas dengan penampilannya yang
ditampakkan. Sehingga ingin diketahui yang terdapat di balik dari penampilan
ide tersebut. Jika diintensifkan lagi maka akan muncul ide yang berada di dalam
pikiran maupun di luar pikiran. Dalam menarik timeline dari ide ini perlu dijelaskan bagaimana ide di jaman
modern. Apakah ide akan masuk ke dalam
hati atau sebaliknya apakah perasaan dapat dijadikan sebagai suatu ide. Hal
tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
Jadi sebaiknya bila menulis
artikel atau apapun itu sebaiknya bukanlah hal yang kita copy kemudian kita paste.
Perlu kita mengolah kembali dengan bahasa kita. Yang itu menandakan kita
memahami apa yang kita tulis. Dan jangan lupa untuk mencantumkan sumber dari
tulisan yang memang kita jadikan sebagai acuan menulis.
Langganan:
Postingan (Atom)