Jumat, 15 April 2016

REFLEKSI 6: MATEMATIKA MODEL



REFLEKSI 6: MATEMATIKA MODEL
Kamis, 7 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama PPs UNY

Gity Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D

Telah dijelaskan bahwa sebaiknya dalam mengambil suatu topik harus merupakan hal yang dasar, agar mudah dalam menjalankan timeline berdasarkan unsur hermenetika. Sebaiknya dalam menjalankan timeline ini adalah seperti istilah dalam bahasa jawa yaitu cokro manggilingan. Hal menggelinding yang dimaksud ialah yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada ialah wadah dan isinya. Dengan istilah ini kita dapat melihat hal yang dipandang tersebut akan ke mana arah jalannya, karena yang sekarang dilihat akan berbeda bila dilihat nanti ataupun yang kita lihat kemarin.
Misalnya yaitu manusia. Manusia dalam menjalankan timeline ini berdasarkan adanya teknologi. Teknologinya ini berupa filsafat, matematika model, untuk memodelkan dunia ini termasuk memodelkan matematika. Dalam berjalannya timeline ini menembus ruang dan waktu. Dalam menembus ruang dan waktu akan bertemu dengan konteksnya , dunianya, atau strukturnya masing-masing. Bila diintensifkan makan akan bertemu pada suatu titik jaman yang dapat digali sedalam mungkin dan dapat dikembangkan seluas mungkin. Waktu itu tersambung-sambung, jadi dalam filsafat bila kita masuk dari sebalah manapun pada akhirnya sama juga. Karena filsafat ini diibaratkan lebih cair dibandingkan air.
Berikut ialah contoh dalam mengembangkan unsur hermenetika dari topic “ide”. Ide ini sebetulnya ialah merupakan topik yang masih potensial atau gemuk. Alasannya ialah semua filusuf membahas mengenai ide,  karena filsafat merupakan ilmu. Ide ini memiliki arti yang berbeda bagi anak-anak dan orang dewasa. Secara psikologi ide manjadi suatu konsep. Secara pembelajaran, konsep ini berubah menjadi suatu pengertian. Perbedaan tersebut karena menembus ruang dan waktu.
Awalnya ide merupakan suatu objek pikir manusia pertama adalah filsafat alam. Dengan kata lain idenya ini berkaitan dengan benda-benda alam. Namun berikutnya filsafat cenderung mempelajari mengenai metafisiknya, karena tidak puas dengan penampilannya yang ditampakkan. Sehingga ingin diketahui yang terdapat di balik dari penampilan ide tersebut. Jika diintensifkan lagi maka akan muncul ide yang berada di dalam pikiran maupun di luar pikiran. Dalam menarik timeline dari ide ini perlu dijelaskan bagaimana ide di jaman modern.  Apakah ide akan masuk ke dalam hati atau sebaliknya apakah perasaan dapat dijadikan sebagai suatu ide. Hal tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
Jadi sebaiknya bila menulis artikel atau apapun itu sebaiknya bukanlah hal yang kita copy kemudian kita paste. Perlu kita mengolah kembali dengan bahasa kita. Yang itu menandakan kita memahami apa yang kita tulis. Dan jangan lupa untuk mencantumkan sumber dari tulisan yang memang kita jadikan sebagai acuan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar