Jumat, 11 Maret 2016

REFLEKSI 2: MATEMATIKA MODEL



Senin, 7 Maret 2016
Pukul 09.20 – 11.00 di ruang 201B Gedung Lama PPs UNY

Gity Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D

Metode yang digunakan dalam perkuliahan matematika model adalah menggunakan metode hermenitika. Orang matematika murni ialah salah satu contoh dari penggunaan model hermenitika ini. Kita bisa meniru dari matematikawan murni dalam menggunakan metode ini. Matematikawan murni memiliki cara berfikir yang menggunakan landasan atau foundation, maka matematikawan murni disebut kaum yang berlandasan atau foundasounalism.
Di dunia ini hanya terdapat 2 cara berfikir yaitu berfikir dengan menggunakan landasan dan tidak menggunakan landasan. Misalnya berkeluarga itu memiliki landasan menikah, beragama memiliki landasan kitap suci atau keyakinan. Contoh lainnya ialah kita akan pergi ke suatu tempat, kita memiliki landasan bahwa kita akan selamat hingga tujuan yang kita tuju. Sedangkan berfikir yang tidak memiliki landasan misalnya cara berfikir anak kecil. Misalnya, seorang anak kecil mengerti tentang besar dan kecil, tentang jauh dan dekat, atau tentang panas dan dingin. Pikiran anak tersebut termasuk tidak berlandaskan karena pikiran tersebut tidak berdasarkan definisi. Landasannya ialah melalui pergaulan, interaksi, atau pengalaman. Jadi pada dasarnya ilmu dikategorikan menjadi dua, yaitu ilmu yang berlandaskan (foundasounalism) dan ilmu yang tidak berlandaskan (intuisionism).
Saat menerapkan matematika model dengan foundasounalism pada matematika murni maka landasannya ialah membuat definisi. Tidak cukup hanya definisi, namun juga struktur yang terdapat di dalamnya. Struktur tersebut mencakup wadah dan isinya. Sehingga definisi yang ada sama seperti dalam matematika murni yaitu terstruktur. Definisi ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Unsur dasar dari yang tidak didefinisikan itu adalah ”adalah”. Ini karena tak ada seorangpun yang dapat mendefinisikan istilah “adalah”. Hal tersebut merupakan unsur dasar yang paling mendasar secara filsafat dari definisi.
Misalnya adalah “sama dengan” yang memiliki struktur wadah dan isi. Maksud dari “sama dengan” ini adalah untuk menghubungkan antara predikat dan subjek. Contohnya ialah “Saya adalah manusia”, saya sebagai predikat dan manusia sebagai objeknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar