Senin,
7 Maret 2016
Pukul 09.20 – 11.00 di ruang 201B Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Metode yang digunakan dalam
perkuliahan matematika model adalah menggunakan metode hermenitika. Orang
matematika murni ialah salah satu contoh dari penggunaan model hermenitika ini.
Kita bisa meniru dari matematikawan murni dalam menggunakan metode ini.
Matematikawan murni memiliki cara berfikir yang menggunakan landasan atau foundation, maka matematikawan murni
disebut kaum yang berlandasan atau foundasounalism.
Di dunia ini hanya terdapat 2 cara
berfikir yaitu berfikir dengan menggunakan landasan dan tidak menggunakan
landasan. Misalnya berkeluarga itu memiliki landasan menikah, beragama memiliki
landasan kitap suci atau keyakinan. Contoh lainnya ialah kita akan pergi ke
suatu tempat, kita memiliki landasan bahwa kita akan selamat hingga tujuan yang
kita tuju. Sedangkan berfikir yang tidak memiliki landasan misalnya cara
berfikir anak kecil. Misalnya, seorang anak kecil mengerti tentang besar dan
kecil, tentang jauh dan dekat, atau tentang panas dan dingin. Pikiran anak
tersebut termasuk tidak berlandaskan karena pikiran tersebut tidak berdasarkan
definisi. Landasannya ialah melalui pergaulan, interaksi, atau pengalaman. Jadi
pada dasarnya ilmu dikategorikan menjadi dua, yaitu ilmu yang berlandaskan (foundasounalism) dan ilmu yang tidak
berlandaskan (intuisionism).
Saat menerapkan matematika model
dengan foundasounalism pada
matematika murni maka landasannya ialah membuat definisi. Tidak cukup hanya
definisi, namun juga struktur yang terdapat di dalamnya. Struktur tersebut
mencakup wadah dan isinya. Sehingga definisi yang ada sama seperti dalam
matematika murni yaitu terstruktur. Definisi ini terdiri dari unsur-unsur yang
tidak didefinisikan. Unsur dasar dari yang tidak didefinisikan itu adalah
”adalah”. Ini karena tak ada seorangpun yang dapat mendefinisikan istilah
“adalah”. Hal tersebut merupakan unsur dasar yang paling
mendasar secara filsafat dari definisi.
Misalnya adalah “sama dengan” yang
memiliki struktur wadah dan isi. Maksud dari “sama dengan” ini adalah untuk
menghubungkan antara predikat dan subjek. Contohnya ialah “Saya adalah
manusia”, saya sebagai predikat dan manusia sebagai objeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar