Selasa, 22 November 2011

Kesenjangan yang Muncul Akibat Kemajemukan Masyarakat Dunia


A.  A.   Keanekaragaman Ras, Sistem Politik, dan Budaya
1.      Sistem Politik
Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama. Setiap negara memiliki perbedaan dalam segi sistem politik.  Keragaman dalam bidang politik dapat kita lihat dengan adanya berbagai sistem politik yang ada di negara-negara di dunia.
a.       Sistem Otokrasi Tradisonal
Sistem ini kurang menekankan pada persamaan, tetapi lebih menekankan pada stratifikasi ekonomi, dan kebebasan politik individu kurang terjamin.
b.      Sistem Totaliter
Sistem ini banyak dianut oleh negara komunis seperti RRC, Vietnam, Korea Utara dan lainnya. Kebebasan individu dan hak-hak sipil kurang terjamin tetapi sangat menekankan kemerdekaan nasional dan bebas dari penindasan asing. Sistem ini ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi.
c.       Sistem Demokrasi
Demokrasi juga adalah adalah bentuk pemerintahan politik dimana kekuasaan pemerintahan berasal dari rakyat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Sistem ini mengedepankan kepentingan bersama dengan bertumpu pada rakyat dalam mengambil keputusan bersama tanpa mengesampingkan kepentingan invidu dalam artian hak-hak individu dijunjung tinggi.

2.      Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Di dunia ini terdapat jutaan bahkan milyaran bahasa.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Terdapat jutaan masyarakat yang berbeda berarti terdapat pula budaya yang berbeda-beda. Keberagaman budaya semakin tampak dan jelas jika kita melihat unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat.
3.      Ras
Di dunia ini menunjukan berbagai macam ras. Pembagian masyarakat berdasarkan ras dilihat atas dasar perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna rambut, warna kulit, bentuk kepala, dan lainnya.
Dalam buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, menurut G.Cuvier, ras dapat dibedakan menjadi tiga ras pokok, yaitu ras putih (kaukasoid), ras kuning (mongoloid), dan ras hitam(Etiopoid).
B.    B.  Permasalahan dalam Masyarakat yang Beragam
1.      Masalah Bahasa
Di kebanyakan masyarakat industri, kebanyakan orang berbicara dalam bahasa yang sama, yang juga menjadi bahasa resmi negara. Kebanyakan, bukan semua karena keseragaman yang sempurna tidak ada di mana pun. Di banyak negara di dunia, keanekaragaman bahasa itu jauh lebih besar, dan bahasa pribumi lokal hanya digunakan secara terbatas dan bukan untuk berkomunikasi secara luas. Misalnya di Indonesia, ada orang-orang yang menggunakan bahasa Jawa, Sunda, Bugis, dan bahasa daerahnya masing-masing untuk berkomunikasi satu sama lain, tetapi bahasa Indonesia adalah bahasa mayoritas, dan bahasa Nasional. Pentingnya bahasa dan keanekaragaman bahasa di negara-negara dunia terutama jelas dalam pendidikan, politik, dan media massa komunikasi. Permasalahan yang sering muncul dalam keragaman bahasa adalah masuknya bahasa-bahasa asing dan menggeser bahasa asli. Permasalahan tersebut sering kali muncul di negara-negara dunia yang masih tertinggal jauh dengan negara-negara maju.
2.      Masalah Sains, Budaya, dan Pembangunan
Ilmu pengetahuan adalah pranata sosial dengan fungsi yang jelas, yaitu mengadakan penemuan-penemuan. Ilmu pengetahuan merupakan unsur dalam tiap-tiap kebudayaan. Tanpa pengetahuan yang ada tentang alam, kaum petani di pedesaan, pengembala, dan penangkap ikan tidak dapat bertahan hidup, seperti juga pada masyarakat industri tidak dapat bertahan tanpa teknologi ilmiah. Akan tetapi, meskipun kebudayaan itu mencakup ilmu pengetahuan, ada perbedaan-perbedaan besar mengenai sampai berapa jauh mereka telah membudiyakan ilmu pengetahuan, dan berapa banyak serat berapa kompleks pengetahuan yang belum terbukti salah itu mereka kuasai.
Ilmu pengetahuan merupakan suatu kegiatan yang sangat kompetitif dan selektif, dan meskipun pada dasarnya terbuka untuk semua orang, di dalam kenyataan, karena lebih sistematis, kebanyakan ilmuwan terbukti berkulit putih. Walaupun pada masa sekarang ini memang banyak juga ilmuwan-ilmuwan lokal, akan tetapi tetap yang menjadi rujukan dan dasar-dasar pemikiran tetap ilmuwan-ilmuwan berkulit putih. Dan kebanyakan dari kaum pria bukan wanita, dan berasal dari kelas sosial atas atau menengah. Pusat-pusat kegiatan dimana penelitian yang terkenal di dunia dilaksanakan hampir semuayanya terletak di dunia industri. Pusat-pusat tersebut merupakan contoh yang baik dari kutub perkembangan yang menimbulkan dampak dari penyurutan (backwash effects)  yang berupa penarikan atau larinya ilmuwan (braindrains) dan sedikitnya karya ilmiah di negara-negara miskin. Pada tingkat ilmu terapan pun, sering dikatakan bahwa materi yang dipilih untuk penelitian cenderung berupa masalah-masalah masyarakat industri dan bukan masalah agrarian, dan menuju ke teknologi yang padat modal, bukan yang padat karya.
3.      Masalah Pendidikan
Di kebanyakan negara, pendidikan formal merupakan mata anggaran tunggal yang paling besar dalam pengeluaran pemerintah. Dikarenakan pendidikan tradisional tidak cukup untuk mengembangkan potensi diri dan tidak bisa bersaing dengan masyarakat luar, maka diperlukan biaya yang lebih dalam mengadopsi sistem pendidikan modern.
Sistem yang beragam dalam pendidikan menyebabkan masuknya nilai-nilai asing dalam pendidikan. Misalnya di negara-negara dunia ke tiga yang mengadopsi sistem pendidikan barat secara tidak langsung nilai-nilai liberal juga ikut tertanam.
Akibat dari perbedaan-perbedaan serta masalah-masalah tersebut antara lain terbentuknya klasifikasi-klasifikasi antara Negara-negara di dunia. Negara-negara di dunia dibedakan menjadi 3 bagian besar, yaitu Negara maju, Negara berkembang, serta Negara tertinggal. Adanya klasifikasi-klasifikasi tersebut nantinya akan berdampak pada diskriminasi Negara. Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan penjaajhan Jepang di Indonesia. Dan ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini.
Dimungkinkan negara-negara maju hanya menjalin kerjasama dengan negara maju lainnya, dan hal ini berakibat kepada semakin tertinggalnya negara-negara yang kurang bisa mengikuti perkembangan global. Dan jika hal ini tidak segera diatasi, maka akan berdampak kurangnya pemerataan kesejahteraan didunia.
Diskriminasi dibidang pendidikan juga sudah sangat terlihat jelas. Negara-negara maju menguasai perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan. Dan terkadang karena pesatnya perkembangan-perkembangan pengetahuan negara maju seperti Amerika Serikat, kehidupoan sosial budaya negara lain mulai depengaruhi oleh corak kebudayaan negara maju. Contohnya dengan adanya internet, negara-negara maju semakin mudah ”menularkan” kebudayaannya kepada negara berkembang atau tertinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar