REFLEKSI
6: MATEMATIKA MODEL
Kamis,
7 April 2016
Pukul 15.30 – 17.10 di ruang 106 Gedung Lama
PPs UNY
Gity
Wulang Mandini
15709251054
Pendidikan Matematika Kelas D
Telah dijelaskan bahwa sebaiknya
dalam mengambil suatu topik harus merupakan hal yang dasar, agar mudah dalam
menjalankan timeline berdasarkan
unsur hermenetika. Sebaiknya dalam menjalankan timeline ini adalah seperti istilah dalam bahasa jawa yaitu cokro
manggilingan. Hal menggelinding yang dimaksud ialah yang ada dan yang mungkin
ada. Yang ada ialah wadah dan isinya. Dengan istilah ini kita dapat melihat hal
yang dipandang tersebut akan ke mana arah jalannya, karena yang sekarang
dilihat akan berbeda bila dilihat nanti ataupun yang kita lihat kemarin.
Misalnya yaitu manusia. Manusia dalam
menjalankan timeline ini berdasarkan
adanya teknologi. Teknologinya ini berupa filsafat, matematika model, untuk
memodelkan dunia ini termasuk memodelkan matematika. Dalam berjalannya timeline ini menembus ruang dan waktu. Dalam
menembus ruang dan waktu akan bertemu dengan konteksnya , dunianya, atau
strukturnya masing-masing. Bila diintensifkan makan akan bertemu pada suatu
titik jaman yang dapat digali sedalam mungkin dan dapat dikembangkan seluas
mungkin. Waktu itu tersambung-sambung, jadi dalam filsafat bila kita masuk dari
sebalah manapun pada akhirnya sama juga. Karena filsafat ini diibaratkan lebih
cair dibandingkan air.
Berikut ialah contoh dalam
mengembangkan unsur hermenetika dari topic “ide”. Ide ini sebetulnya ialah
merupakan topik yang masih potensial atau gemuk. Alasannya ialah semua filusuf
membahas mengenai ide, karena filsafat
merupakan ilmu. Ide ini memiliki arti yang berbeda bagi anak-anak dan orang
dewasa. Secara psikologi ide manjadi suatu konsep. Secara pembelajaran, konsep
ini berubah menjadi suatu pengertian. Perbedaan tersebut karena menembus ruang
dan waktu.
Awalnya ide merupakan suatu objek
pikir manusia pertama adalah filsafat alam. Dengan kata lain idenya ini
berkaitan dengan benda-benda alam. Namun berikutnya filsafat cenderung
mempelajari mengenai metafisiknya, karena tidak puas dengan penampilannya yang
ditampakkan. Sehingga ingin diketahui yang terdapat di balik dari penampilan
ide tersebut. Jika diintensifkan lagi maka akan muncul ide yang berada di dalam
pikiran maupun di luar pikiran. Dalam menarik timeline dari ide ini perlu dijelaskan bagaimana ide di jaman
modern. Apakah ide akan masuk ke dalam
hati atau sebaliknya apakah perasaan dapat dijadikan sebagai suatu ide. Hal
tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
Jadi sebaiknya bila menulis
artikel atau apapun itu sebaiknya bukanlah hal yang kita copy kemudian kita paste.
Perlu kita mengolah kembali dengan bahasa kita. Yang itu menandakan kita
memahami apa yang kita tulis. Dan jangan lupa untuk mencantumkan sumber dari
tulisan yang memang kita jadikan sebagai acuan menulis.